Derasnya arus komunikasi dan informasi melalui media cetak dan elektronik sangat berpengaruh terhadap perkembangan sikap mental anak didik.
Pengaruh arus komunikasi tersebut berdampak positif maupun negatif. Mengingat kondisi anak didik kita masih dalam tingkatan labil, mereka masih mudah sekali terpengaruh dan masih dalam taraf proses mencari jati diri.
Berkaitan dengan hal tersebut maka guru BK di sekolah-sekolah sangatlah diperlukan keberadaannya. Sebab guru BK memiliki tugas dan peran yang cukup penting dalam upaya membantu peserta didik untuk mengenal lingkungan, memahami diri, serta mampu merancang masa depan, mengatasi masalah yang dialami dalam proses belajarnya.Seperti juga guru mata pelajaran yang lain, guru BK juga memiliki tugas yang sama yaitu meningkatkan mutu pendidikan, meskipun tidak mengajar.
Di sekolah-sekolah masih kita jumpai guru BK bias. Maksudnya adalah guru BK yang ditunjuk namun tidak berlatar belakang pendidikan BK. Mungkin guru tersebut memang mampu menangani siswa, yang biasanya dikaitkan hanya pada kenakalan siswa semata. Namun seorang guru BK perlu memahami prinsip-prinsip pelaksanaan BK, terutama prinsip yang berkenaan dengan masalah individu siswa.
Misalnya bagaimana siswa di sekolah mampu menyesuaikan diri, begitu juga di rumah dan di masyarakat. Bagaimana pula menghadapi siswa yang bersikap membenci orang tuanya. Contoh kasus semacam itu tentu tidak sembarang guru dapat menanganinya tanpa memiliki kompetensi cara penanganan masalah tersebut. Disamping juga problem yang berkaitan dengan faktor ekonomi, sosial maupun budaya.
Seorang guru BK perlu memahami bagian integral dari upaya pengembangan pendidikan dan pengembangan individu. Maka guru BK sangatlah diperlukan, sehingga setiap sekolah perlu memiliki guru BK. Namun ironisnya tidak semua sekolah memiliki guru BK yang berlatar belakang BK.
Fenomena yang sering terjadi, eksistensi guru BK di sekolah semakin tidak jelas dan realita di lapangan menunjukkan bahwa guru BK hanya mengurusi hal-hal yang bersifat sepele. Padahal masalah yang sepele tersebut tidak ada relevansinya dengan kemajuan pendidikan,khususnya berkaitan dengan perkembangan jiwa peserta didik siswa).
Guru BK diberi tugas sebagai tim Tatib sekolah. Dan lebih tragis lagi guru BK tidak diberikan peran dan penghargaan secara profesional. Guru BK dipegang sendiri oleh Kepala Sekolah padahal dia tidak memiliki latar belakang pendidikan BK. Guru BK dianggap tidak penting karena hanya duduk saja.
Jika demikian yang terjadi tentu merupakan penyimpangan dari fungsi guru BK. Namun itulah realita yang masih kita jumpai di lapangan. Oleh karena itu perlu mereformasi paradigma guru BK agar dapat berperan dan dihargai sesuai fungsi dan tugasnya.
Oleh Dra Maharti RN SPd MPdI
Guru BK SMP Muhammadiyah 1 Terakreditasi “A” Surabaya
________________________________________
posted by joko wahyono
sumber:
http://suaraguru.wordpress.com/2009/04/13/mengoptimalkan-peran-guru-bk/
0 komentar:
Posting Komentar